Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Anak Suka Ngompol, Tanda Mereka Diabetes? Tilik Ciri Lengkapnya

Reporter

Editor

Susandijani

image-gnews
ilustrasi diabetes (pixabay.com)
ilustrasi diabetes (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Diabetes rupanya tak memandang umur. Di usianya yang saat itu menginjak 9 tahun, Fulki Baharuddin Prihandoko kerap ngompol atau pipis saat tidur di malam hari. Tidak ada kecurigaan yang berarti, karena memang sebelum tidur Fulki sering merasa haus dan menenggak air putih sebanyak 1 liter sehingga kondisi tersebut yang dianggap sebagai penyebabnya sering ngompol.

Baca juga: 
Awas 8 Bahaya Diabetes, dari Masalah Jantung sampai Urusan Seks
Bubur Tak Disarankan Dikonsumsi Penderita Diabetes? Cek Alasannya

Kedua orang tuanya pun lantas memeriksakan Fulki ke dokter anak yang kemudian memberinya obat infeksi saluran kemih. Memang saat itu kebiasaan ngompolnya sempat terhenti tetapi muncul kembali setelah obatnya habis. Uki lalu dicek ke dokter urologi, ternyata tidak ada masalah apapun pada saluran kemihnya.

Lambat laun, kedua orang tuanya semakin merasa aneh dan curiga ketika melihat lantai kamar mandi terasa lengket dan dihinggapi semut. Apalagi berat badan buah hatinya tersebut terus menurun bahkan hampir 10 kilogram, rambutnya sering rontok, dan mengeluhkan lemas.

Akhirnya Uki dibawa ke dokter untuk dilakukan pengecekan mendalam, termasuk pemeriksaan gula darah. Betul saja, ternyata saat itu gula darahnya mencapai 750 mg/dL. Sangat tinggi, jauh melebihi batas normal gula darah yaitu 70 hingga 180 mg/dL.

“Ternyata Fulki menderita diabetes tipe 1. Kami semua tidak ada yang menyangka karena dia jarang mengonsumsi makanan manis, badannya pun cukup ideal sebelum didiagnosis diabetes,” ujar Aisyah Rahma, ibunda Fulki.

Sejak saat itu, bocah yang kini telah menginjak usia 12 tahun, harus rutin menyuntikkan insulin ke tubuhnya sebelum makan, sebanyak 4 kali sehari untuk mengontrol kadar gula darah.

Memang tidak mudah bagi anak sekecil itu untuk terus memberikan suntikan insulin ke tubuhnya, yang bahkan harus dilakukan seumur hidup. Apalagi dia harus rutin melaporkan kadar HbA1C atau konsentrasi gula darah dalam jangka panjang ke dokter.

Namun, berkat dukungan semua pihak keluarga dan teman, siswa kelas VII SMP Al Azhar Jakarta tersebut tetap semangat dan percaya diri. Fulki bahkan tidak menjadikan penyakitnya tersebut sebagai penghalangnya dalam meraih prestasi dan cita-citanya. Dia aktif mengikuti berbagai kegiatan di sekolah.
Seorang petugas melakukan pengecekan darah pasien di klinik SS Diabetes, Jakarta, 22 April 2016. REUTERS/Beawiharta
Fulki hanya satu dari 1.213 penderita diabetes melitus tipe 1 di Indonesia. Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) jumlah penderita diabetes tipe 1 pada anak usia 0 hingga 18 tahun melonjak 700% selama 10 tahun terakhir.

Dokter spesialis anak sekaligus Ketua Pengurus Pusat IDAI Aman Bhaktu Pulungan mengatakan bahwa diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah dan siapapun bisa mengalaminya. Paling banyak terjadi pada anak usia 5 hingga 14 tahun.

Faktor penyebab diabetes tipe 1 tidak terlalu berkaitan erat dengan gaya hidup tidak sehat, seperti halnya diabetes tipe 2. Melainkan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kecenderungan genetik, faktor lingkungan, sistem imun yang menurun, dan sel beta pankreas yang peranannya masing-masing terhadap proses diabetes tipe 1 belum diketahui.

Aman mengatakan bahwa jika penyintas diabetes tipe 1 terlambat terdeketsi secara dini, dapat mengalami komplikasi dan penyakit berat lainnya seperti odema otak, serangan jantung, serta koma diabetik yaitu kehilangan kesadaran karena kadar glukosa pada darah sangat tinggi.

“Sekitar 72 persen di antaranya baru dibawa ketika sudah menderita komplikasi koma diabetik karena orang tua merasa anaknya sehat dan adanya anggapan bahwa anak tidak mungkin terkena diabetes,” ujarnya.

Baca juga: Mengapa Terjadi Komplikasi pada Penderita Diabetes? Cek Kata Ahli

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Diagnosis dini, terutama kepedulian orang tua terhadap kondisi anak sangat penting dilakukan sehingga dapat menurunkan risiko komplikasi pada anak.

Berikutnya, selain suka ngompol dan selalu haus, apa lagi gejala diabetes pada anak yang harus diwaspadai?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Jelaskan soal Tudingan Intimidasi dengan Menyebut Anak Hakim Tinggi

11 jam lalu

Kepala KPPBC TMP A Purwakarta, Rahmady Effendi Hutahaean. Dok Bea Cukai Purwakarta
Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Jelaskan soal Tudingan Intimidasi dengan Menyebut Anak Hakim Tinggi

Istri eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean membantah apabila dia pernah mengintimidasi Wijanto Tirtasana, bekas kongsi bisnisnya.


PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

11 jam lalu

Pengesahan Resolusi PBB mengenai Penanganan Anak yang Terasosiasi dengan Kelompok Teroris yang diajukan Indonesia pada Pertemuan ke-33 Komisi Pencegahan Kejahatan dan Peradilan Pidana (CCPCJ) yang berlangsung pada 13-17 Mei 2024, di Wina, Austria. sumber: dokumen KBRI Wina
PBB Sahkan Resolusi Indonesia soal Penanganan Anak yang Terasosiasi Kelompok Teroris

PBB melalui UNODC mengesahkan resolusi yang diajukan Indonesia mengenai penanganan anak yang terasosiasi dengan kelompok teroris.


Studi: Laki-laki Lebih Berisiko Alami Komplikasi Diabetes Dibanding Perempuan

12 jam lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Studi: Laki-laki Lebih Berisiko Alami Komplikasi Diabetes Dibanding Perempuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa laki-laki memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi diabetes dibandingkan dengan perempuan


Pentingnya Peran Orang Tua sebagai Awal untuk Atasi Anak Kecanduan Gawai

1 hari lalu

Ilustrasi anak bermain gawai (pixabay.com)
Pentingnya Peran Orang Tua sebagai Awal untuk Atasi Anak Kecanduan Gawai

Mengatasi anak kecanduan gawai dapat dimulai dari orang tua yang menjadi teladan dengan membatasi penggunaan gawai.


Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

1 hari lalu

Ilustrasi perempuan olahraga di gym. Foto: Freepik.com/Jcomp
Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.


Manfaat Olahraga bagi Penderita Diabetes Menurut Pakar

1 hari lalu

Ilustrasi wanita olahraga. Freepik.com/Wayhomestudio
Manfaat Olahraga bagi Penderita Diabetes Menurut Pakar

Olahraga seperti mengangkat beban dapat membantu penderita diabetes memperbaiki kondisi kesehatan dan mengurangi obat-obatan.


Perlunya Sensitivitas Orang Tua dengan Anak Berkebutuhan Khusus di Tempat Umum

2 hari lalu

Anak-anak berkebutuhan khusus bergembira bersama dalam pentas dongeng musikal di ajang Jakarta Fair 2023 di Arena JIEXPO, Kemayoran, Jakarta, Senin 3 Juli 2023. Pentas ini diadakan oleh Corporate Social Responsibility Jakarta International Expo yang bertujuan untuk berbagi keceriaan dan berbagi hadiah bersama sejumlah Sekolah Luar Biasa (SLB), komunitas disabilitas, dan anak-anak berkebutuhan khusus. TEMPO/ Gunawan Wicaksono
Perlunya Sensitivitas Orang Tua dengan Anak Berkebutuhan Khusus di Tempat Umum

Sensitivitas orang tua dan pengelola fasilitas berpengaruh pada keamanan dan keselamatan anak berkebutuhan khusus saat beraktivitas di tempat umum.


11 Daftar Makanan Ultra Proses atau Makanan Instan yang Membahayakan Kesehatan

2 hari lalu

Ilustrasi sereal. Unsplash.com/John Matychuk
11 Daftar Makanan Ultra Proses atau Makanan Instan yang Membahayakan Kesehatan

Para ahli lebih menyarankan masyarakat untuk membatasi makanan ultra proses alias makanan instan yang tidak memberikan nutrisi-nutrisi berharga.


PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

4 hari lalu

Petugas bekerja memindahkan jenazah warga Palestina yang tewas selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 21 April 2024. REUTERS/Ramadan Abed
PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.


Inilah Tanda-tanda Anak Kekurangan Vitamin

4 hari lalu

Ilustrasi dokter periksa kesehatan mulut anak. .drgreene.com
Inilah Tanda-tanda Anak Kekurangan Vitamin

Dokter anak dan ahli neonatologi Richa Panchal menjabarkan tanda-tanda utama kekurangan vitamin pada anak.